Sejarah IPPNU
Kamis, 09 Maret 2017
Logo Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) |
Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Dalam keputusan ini NU beserta banomnya seperti Muslimat NU, Fatayat NU, GP. Anshor, IPNU dan banom NU lainnya membentuk tim resolusi IPNU putri pada kongres I IPNU di Malang Jawa Timur. Selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang dinamakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri nampaknya masih diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara adminiftratif hanya menjadi departemen didalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili lima daerah yaitu (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang, dan Kediri) melakukuan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus teras Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif (saat itu dipimpin Bpk. KH. Syukri Ghozali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi).
Maka dari pembicaraan selama beberapahari tersebut telah membuat keputusan sebagai berikut :
- Tanggal 28 Februari - 5 Maret 1955 terbentuknya IPNU Putri di Malang.
- Pembentukan Organisasi Putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dengan IPNU.
- Tanggal 2 Maret 1955 M / 8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU putri.
- Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu UMROH MAHFUDHOH dan sekretarisnya bernama SYAMSIYAH MUTHOLIB.
- PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
- Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi dan pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).
Perjalan IPPNU dari Masa ke Masa
Sejalan dengan adanya kongres dari beberapa zaman (Kemerdekaan, Orla, Orba, Era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan kongres, dan dalam perjalanan IPPNU dari masa ke masa antara lain :
- Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.
- Tanggal 1-4 Januari 1957 padaMuktamar NU di Pekalongan IPPNU ikut serta. Acara itu diisi olahraga dan juga menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.
- Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikann islam serta bahasa arab.
- Tahun 1964 dilaksanakan konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan menghasilkan Doktrin Pekalongan dan mengusulkan agar KH. Hasyim Asy’ari sebagai pahlawan.
- Tanggal 30 Agustus 1966 dalam kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon kepada PBNU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
- Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
- Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang keormasan khusus utuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS, selama itu IPPNU mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi oleh para aktivis yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjanganny IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA telah berubah menjadi IKATAN PUTRI-PUTRI NAHDLATULM ULAMA.
- Bulan Oktober 1990 pada konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri dan memantapkan PPOA IPPNU.
- Pada kongres X IPPNU tahun 1991 di ponpes AL WAHDAH Lasem Jawa Tengah, telah menguatkan indenpendensi IPPNU dan IPNU yang merupakan organisasi terpisah.
- Tanggal 10-14 Juli 1996 di pesantren Al Musyaddidah Garut Jabar mengadakan kongres XI IPPNU, yang menekankan yang menekankan usia kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda yang lain.
- Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
- Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongresb XII IPPNU di Makasar Ujung Panjang, telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis kepelajaran dan wacana gender.
- Tanggal 18- 23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
- Juli 2006 kongres XIV IPPNU ponpes Darunnajah Jakarta.
- Tanggal 19-23 Juni kongres XV IPPNU di ponpes Al Hikmah Brebes Jawa Tengah mempertahankan misi kepelajaran IPPNU.
Tokoh-tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPPNU adalah:
- Rekanita Umroh Mahfudhoh (Gresik Jatim. 1955-1956)
- Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1956-1958)
- Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1958-1960)
- Rekaniata Mahmudah Nachrowi (Malang Jatim. 1960-1963)
- Rekanita Farida Mawardi (Surakarta. 1963-1966)
- Rekanita Mahsanah Asnawi (Rembang. 1966-1970)
- Rekanita Ratu Ida Mawaddah (Serang Banten. 1970-1976)
- Rekanita Misnar Ma’ruf (Padang Sumbar. 1976-1981)
- Rekanita Titin Asiyah (Jakarta. 1981-1988)
- Rekanita Ulfah Masfufah (Jatim. 1988-1991;1991-1996)
- Rekanita Safira Mahrusah (Yogyakarta. 1996-2000)
- Ratu Diah Hatifah (Banten. 2000-2003)
- Siti Soraya Devi (Cirebon. 2003-2006)
- Wafa Patria Ummah (Jatim. 2006-2009)
- Margareth Aliyatul Maemunah ( Jatim, 2009-2012)
- Farida Farichah (2013-2016)